Senin, 31 Mei 2010

SEDEKAH MENOLAK MUSIBAH

Oleh : Heru Trisakti Hanuranto

"Pernah ada si Fulan yang pekerjaannya mengambil anak burung. Di antara
sekian banyak burung yang diambilnya ada dua burung yang tidak rela anaknya
diambil. Kemudian dua ekor burung tadi mengadu kepada Allah SWT atas
perbuatan si Fulan tersebut dan menginginkan si Fulan dibinasakan apabila
dia mengulangi perbuatannya. Allah SWT berjanji akan memenuhi permintaan
dari kedua burung tersebut. Suatu ketika si Fulan ini berjalan dan mendapati
seorang gelandangan yang matanya buta dan kelaparan. Setelah ditunggu
beberapa saat dan tidak ada seorangpun memberi sedekah kepada gelandangan
yang buta tersebut, maka si Fulan tergerak hatinya untuk memberi sedekah
berupa sebungkus makanan. Hari itu juga si Fulan kembali mengambil anak
burung seperti hari-hari sebelumnya dan pulang dalam kondisi selamat. Kedua
ekor burung tadi kemudian menyampaikan protes kepada Allah SWT dan Allah
menjawabnya "Wahai hamba Ku, sesungguhnya kalian tidaklah tahu, bahwa Aku
tidaklah membinasakan (memberi musibah) pada seseorang yang bersedekah pada
hari itu dengan kematian (musibah) yang menghinakan" (1)
(Hadist Riwayat Ibnu Hajar dari Imam Abu Hurairah ra)


Hari Rabu, 5 November 2003, di Bogor seorang ibu yang sudah lanjut usia
telah kecopetan sebesar kurang lebih 1 juta rupiah didalam mobil angkutan
kota. Siang hari itu setelah melewati antrian yang sangat panjang dan
menunggu dalam kelelahan, akhirnya ibu tersebut bergegas keluar dari sebuah
gedung tempat pembayaran pensiunan ABRI di jalan Ir.H.Juanda.

Setelah sampai diluar pagar langsung saja menaiki salah satu mobil angkot
yang nampaknya sudah stand by sejak beberapa waktu yang lalu. Angkot nampak
penuh sesak oleh penumpang yang mayoritas ibu-ibu pensiun ABRI dari berbagai
angkatan, terkecuali 1 orang laki-laki yang masih muda dan membawa tas yang
berukuran cukup besar.

Semenjak awal si ibu ini merasa aneh dengan kelakuan dan gerak-gerik anak
muda tersebut. Apalagi saat si pemuda ini pindah tempat duduk kesebelah ibu
tua tadi. Ada gerakan gelisah dari pemuda tersebut saat mana tas yang
dibawanya dengan sengaja ditumpangkan sebagian pada bagian tangan si ibu tua
tersebut yang sedang menggenggam tas yang berisi uang pensiunan.

Saat sampai di depan Lapas Paledang, mobil angkot 02 jurusan Sukasari -
Bubulak berhenti. Seluruh penumpang terkecuali pemuda tadi, keluar dari
mobil angkot tersebut. Pada saat selesai membayar ongkos angkot , tiba-tiba
seperti ada bisikan yang mengingatkan si ibu tua tadi, secara reflek ia
melihat dan memeriksa tasnya. Astagfirullah ....... uang pensiunannya raib.
Seketika itu pula si ibu ini melihat ke dalam angkot dan pada saat yang
bersamaan ia melihat ada sesuatu yang dijatuhkan oleh sipemuda tersebut. Hah
...... ini uang saya, kamu telah mengambilnya ....kamu mencopetnya. Seketika
itu timbul kegaduhan di dalam mobil angkot , sementara itu beberapa tukang
becak yang mangkal di depan lapas ikut menyaksikan kejadian yang amat
menghebohkan dan tanpa ampun menyeret sipemuda ini keluar angkot. Bag
.....bug ......uhh .....beberapa bogem mentah dari para tukang becak segera
melayang kemuka pemuda pencopet yang malang tersebut. Sebentar kemudian
darah mulai bercucuran dari lubang hidung dan mulut si anak muda tersebut
akibat akumulasi pukulan dari para tukang becak yang marah akibat ulahnya
terhadap si ibu tua tadi.

Akhir cerita , si ibu berhasil mendapatkan kembali uang pensiun yang baru
saja diambilnya di KBN Bogor, sedangkan sipemuda tukang copet yang apes tadi
digelandang di kantor polisi yang letaknya tidak jauh dari lokasi kejadian
dan berada tepat di samping Matahari Department Store, atau persis di depan
Taman Topi, Bogor.

Hasil pemeriksaan terhadap tersangka tukang copet tersebut, menunjukan bahwa
memang dia berprofesi sebagai tukang copet dan sering beroperasi di wilayah
Bogor. Di dalam tasnya yang besar tidak ditemukan barang-barang berarti,
terkecuali kertas karton dus warna coklat dan hanger baju. Dalam dompetnya
ditemukan pula sejenis jimat yang ditulis dengan huruf arab dalam lembaran
kertas yang dilipat rapi ( Wafaq ).


Dari cerita tersebut di atas kita akan bertanya-tanya , amalan apakah yang
dilakukan si ibu sehingga ia terhindar dari musibah tadi ...... ?? Ternyata
saat sebelum keluar dari pintu pagar KBN, si ibu ini sempat memberi sedekah
uang pada beberapa orang pengemis yang ada di lokasi tersebut dengan penuh
keikhlasan, sebelum selanjutnya naik angkot 02 , untuk pulang ke rumah.
Subhanallah Allah Maha Pengasih dan Penyayang. (Seperti yang diceritakan
Ibunda terkasih , Sri Hernaniek / Larasati)


Catatan (1) :
Dikutip dari buku Sedekah Membuka Pintu Surga, Syamsul Rijal Hamid, Edisi
Revisi, Rabiul Awal 1422 / Juni 2001, Halaman 63, Sedekah menolak Musibah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar